Karakter merupakan suatu hal yang sangat penting yang tumbuh di dalam diri seorang anak. Sering dijumpai akhir-akhir ini banyak ditemui perilaku-perilaku yang kurang baik karena disebabkan oleh karakter anak yang terbiasa melakukan hal negatif. Untuk dapat memperbaiki kebiasaan - kebiasaan yang sifatnya negatif tersebut hendaknya dapat dilakukan dengan melakukan pembiasaan budaya positif pada anak. Budaya positif merupakan suatu kebiasaan yang bersifat positif untuk dapat terus membangun karakter anak agar dapat melakukan pembiasaan yang sifatnya positif pula. Melalui pendidikan guru penggerak khususnya pada angkatan 7 ini saya bersama rekan-rekan guru di SD Negeri 2 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan mengajak rekan guru di sekolah kami dengan ijin dari Kepala Sekolah selaku atasan di unit kerja kami untuk dapat mengimplementasikan budaya positif di lingkungan kelas dan lingkungan sekolah.
Atas izin dari Kepala Sekolah dan dukungan dari rekan guru di sekolah kami, desiminasi tentang budaya positif dapat berjalan dengan baik. Adapun inti dari konsep budaya positif yang harus diketahui oleh seorang pendidik adalah sebagai berikut :
1. Disiplin Positif
Merupakan pendekatan mendidik anak untuk melakukan kontrol diri dalam mencapai tujuan yang mulia. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, Untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri yang memiliki motivasi internal. Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
2. Hukuman dan Penghargaan
Penghargaan maupun hukuman adalah cara-cara mengontrol perilaku seseorang. Sehingga menghancurkan potensi untuk pembelajaran yang sesungguhnya. Dengan pemberian hukuman atau penghargaan, tidak akan menumbuhkan sebuah kesadaran dari dalam diri murid untuk meyakini dan menghargai nilai-nilai kebajikan yang dipercaya.
3. Segitiga Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004). Berikut ini merupakan ciri-ciri dari restitusi : Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan, Memperbaiki hubungan, Tawaran, bukan paksaan. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan. Restitusi fokus pada solusi. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.
Segitiga restitusi adalah suatu proses dialog yang dilakukan oleh guru agar murid menjadi mandiri dan bertanggungjawab. Saat guru berada di posisi manajer yang dikembangkan adalah motivasi instrinsik murid sehingga nilai-nilai kebajikan dapat diresapi dan dikembangkan hingga menjadi sebuah kebiasaan positif dan menguat membentuk karakter. Pendekatan segitiga Restitusi memiliki proses tiga tahapan yaitu menstabilkan identitas, memvalidasi tindakan dan menanyakan keyakinan
4. Keyakinan Kelas
Keyakinan kelas merupakan nilai kebajikan universal yang dibuat, diyakini serta dilaksanakan untuk dapat menumbuhkan budaya positif dilingkungan kelas dan sekolah. Prosedur yang dapat dilakukan dalam membuat keyakinan kelas dapat dilakukan dengan langkah - langkah, pertama mempersilakan warga sekolah atau murid-murid di sekolah/kelas untuk bercurah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di sekolah/kelas, kedua mencatat semua masukan-masukan para murid/warga sekolah di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas/warga sekolah bisa melihat hasil curah pendapat.
Ketiga susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur ‘Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas’. Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif. Keempat tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Kelima tinjau ulang Keyakinan Sekolah/Kelas secara bersama-sama. Keenam setelah keyakinan sekolah/kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan sekolah/kelas tersebut, termasuk guru dan semua warga/murid. Ketujuh keyakinan Sekolah/Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas.
5. Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia yang pertama adalah Kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan hidup misalnya kesehatan, rumah, dan makanan. Kebutuhan yang kedua yaitu Kasih sayang & Rasa diterima Meliputi kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial. Kebutuhan ini juga meliputi keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain, seperti teman, keluarga, pasangan hidup, teman kerja, binatang peliharaan, dan kelompok dimana kita tergabung. Kemudian kebutuhan yang ketiga kebutuhan penguasaan Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk dianggap berharga, bisa membuat perbedaan, bisa membuat pencapaian, kompeten, diakui, dihormati. Kebutuhan selanjutnya yaitu kebutuhan kebebasan kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang (menginginkan pilihan, banyak bergerak, suka mencoba-coba hal baru dan menarik). Kebutuhan yang kelima adalah kebutuhan Kesenangan. Kebutuhan akan kesenangan adalah kebutuhan untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa.
Dalam rangka menumbuhkan budaya positif di lingkungan kelas maupun di lingkungan sekolah saya bersama rekan - rekan guru di SD Negeri 2 Jambangan telah melakukan desiminsi budaya positif dengan tujuan agar rekan guru dan murid menjadi lebih memahami pentingnya penerapan budaya positif pada anak didik. Berikut ini saya sertakan link video desiminasi budaya positif di SD Negeri 2 Jambangan Kecamatan Gyer Kabupaten Grobogan. Semoga Bermanfaat.
Video Desiminasi Budaya Positif di SDN 2 Jambangan






